Hotel Berbintang Tak Toleran Terhadap Kebutuhan Bersuci Kaum Muslim

Posted: 18 Mei 2009 in Agama
Tag:, , , , , ,

Pernah kah anda masuk ke sebuah hotel berbintang, mungkin saat sedang ada acara weekend, ato mungkin training ato juga seminar?
Sekarang lagi ngetrend yg namanya toilet kering. tempat BAK (Buang Air Kecil) dibuat sedemikian rupa sehingga bagi cowok cukup dengan berdiri sudah bisa “Pis of Cur” alias miksi. Anda bisa menjamin ngga’ jika air kencing anda ngga’ menetes di bibir Pispot raksasa tersebut? Coba liat ada ngga’ fasilitas buat “bersuci” nya? Cuma tissue kn? Bahkan sekarang ada sensor yg mengatur sehingga air pembilas baru keluar setelah orang yang kencing pergi. Fasilitas BAB (Buang Air Besar) kdg msh lumayan, ada saluran air kecil di bagian belakang yg jika disemprotkan biasanya tepat pd “saluran keluar”. Mungkin jg ditambah tissue. Kalaupun kita memaksa untuk (maaf) cebok secara konvensional maka air akan mengalir kemana-mana bersama air kencing & sisa kotoran kita.
Aneh memang, dinegeri kita yang mayoritas muslim malah terjadi hal-hal yang menurut penulis sangat menyulitkan bagi kaum muslim. Seorang muslim selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian. Terutama Air kencing dan Feses/ tinja. “Annathofatu minal iman”; kebersihan bagian dari iman.
Islam mengajarkan pada umatnya, tiap kali sehabis BAB dan BAK diwajibkan untuk membersihkan diri dengan sesuatu yang suci. Kita diajarkan untuk menggunakan Air yg bersih&suci sebagai opsi pertama dalam bersuci, baru jika tidak ada bisa menggunakan benda lain bisa batu ataupun benda keras lain yg suci. Pertanyaannya mengapa kita malah ikutan dg orang barat senang menggunakan tissue dibanding air?. Orang barat beralasan “Air harus dihemat”.
Teman, kalau masalah berhemat air mungkin Rasululloh lebih tahu dr orang barat, Beliau hidup di gurun yg kering dan sangat kekurangan air namun kenyataannya beliau tetap menganjurkan air sebagai opsi pertama. Tidak hanya untuk bersuci dari najis seperti kencing dan tinja saja, dalam bersuci dari Hadast pun kita lebih dianjurkan untuk Berwudhu dbanding tayammum.
Sebenarnya ada hikmah besar dibalik ini semua. Hikmah itu adalah perintah tidak langsung untuk selalu memelihara kelestarian air. Kelangkaan air bukan menjadikan kita mengorbankan perintah/ anjuran agama dEmi penghematan air, tapi problem ini harusnya malah memacu umat untuk peduli pada kelestariannya.
Pernah dengar cerita sebuah pondok pesantren di madura yg mendapat kalpataru gara2 berhasil memelihara hutan& sumber mata air sungai di sebelah pondok tersebut? Kyai pondok ini punya ijtihad; “Jika kita Umat Islam diwajibkan berwudhu dan wudhu itu memakai air, maka berarti kita wajib memelihara apapun yg bs menjamin kelestarian Air”.
Semoga Suatu saat nanti Para Arsitek muslim & Para pengusaha hotel bisa mengerti kebutuhan umat muslim yang satu ini. Tidak hanya sekedar ngekor trend dunia barat yang (maaf) tidak pernah risih jika air kencing menempel di celananya. Yang tidak peduli bagaimana sopan santun ketika buang air.
Sekedar contoh, mungkin bisa kita tiru hotel-hotel di Makkah yang sangat memperhatikan hal ini.

Komentar
  1. Andri Journal berkata:

    Pelajaran moral yang bisa diambil adalah, kalo ke toilet hotel berbintang bawa air aqua secukupnya..hehe…

    Suka

  2. azzakky berkata:

    @ Andri
    Betul ndri, tapi kalo pas lagi BAK & BAB trus airnya meluber kemana-mana ya tetap aja percuma, selain kita perlu air, kita juga butuh tempat buang air yang sesuai.

    Suka

  3. Dr Tien berkata:

    Assalamu’alaikum
    Mengenai persiapan pelatihan TKHI tgl 18 diAsrama Haji nanti, apa sudah dapat soal pretest via internet ?
    tolong, bagiinfo ya………
    Jazzakallahu

    Suka

  4. azzakky berkata:

    dr Tien
    Sampai saat ini saya belum dapat soal Pretestnya. insya Alloh nanti saya kabari.

    Suka

Tinggalkan komentar