Hari ini dunia dikagetkan lagi dengan adanya berita kenekatan tentara israel menyerang konvoi bantuan kemanusiaan bertitle :Freedom Flotilla yang berlayar dari Turki membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. konvoi laut yang terdiri dari 9 kapal berisi bahan kebutuhan pokok dan sekitar 750an orang relawan “dibantai” saat masih berada di perairan internasional. alasan yang dikemukakan sungguh menggelikan : ” kami diserang terlebih dahulu dengan pisau dan kayu” hehe.. sungguh alasan yang nggak masuk di akal. bayangin, bagaimana bisa pisau dan kayu menyerang helikopter dan kapal perang yang terus memuntahkan peluru. kalo alasannya diserang pake ketapel sih masih agak bisa dinalar, aya aya wae…
peristiwa hari ini semakin menunjukkan kecongkakan Israel, seolah nyawa cuma mainan bagi mereka. tak perduli apa kata negara lain, tak peduli apa omongan PBB, tak merasa terikat dengan apa yang disebut hukum internasional. Sepertinya Motto :”Cuek tanpa batas” pantas disematkan pada negara satu ini. ironisnya, negara-negara yang berkoar-koar sebagai penentang israel hanya bisa “mengecam”, sebuah sikap yang bahkan anak balita pun bisa melakukannya. sikap ini tidak lain karena negara-negara tersebut sudah merasakan nikmatnya “disuapi” oleh fasilitas dari Amerika yang notabene merupakan Beking dari Israel. jadinya seperti buah simalakama. mau menentang secara langsung terhadap israel takut jika fasilitas tersebut dicabut sama mbahnya Israel yaiu Amerika. mau diam juga takut kehilangan jabatan karena rakyat mereka yang protes. jadi solusi ter”Arif”dan teraman bagi pemimpin negara seperti saat ini adalah “Mengecam, Mengutuk, Menyayangkan, dst”
Entah apa jadinya jika saja ada beberapa negara yang punya tingkah seperti Israel. Perang dunia pasti tak kan terhindarkan lagi. Dulu, semasa Saddam Husein masih berkuasa, Israel tidak berani seenaknya. karena sejelek apapun Sadam husein dia masih punya nyali untuk melawan Israel. Saat ini yang terjadi adalah banyak pemimpin dunia yang punya reputasi “Baik” namun tidak berani mengambil risiko melawan kesewenang-wenangan negara zionis tersebut.
Gaza, sebuah wilayah yang tak ubahnya seperti penjara raksasa, Meskipun terlihat sebagai wilayah palestina yang berdaulat namun pada kenyataannya seluruh penjuru perbatasan diblokade oleh israel. suplai makanan cuma berasal dari dalam wilayah ini, hanya sebagian kecil saja produk yang diijinkan israel masuk wilayah ini. Gaza, pelan tapi pasti berusaha dijadikan area kuburan massal bagi warganya sendiri.. sebuah keadaan yang coba dirubah oleh para relawan Freedom flotilla..
Semoga momen ini dan pengorbanan para volunter Freedom Flotilla ini bisa membukakan mata dunia bahwa masalah Palestina bukan cuma masalah agama, tapi masalah penindasan terhadap kemanusian.