old kaaba

Pada tulisan sebelumnya, penulis telah mengemukakan tulisan tentang ka’bah sebelum masa ibrahim as (alaihissalam). Kali ini kita akan berbagi tentang bagaimana pembangunan ka’bah semasa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Perintah Pembangunan Ka’bah

Sejarah tentang pembangunan ka’bah semasa nabi Ibrahim AS didapatkan beberapa riwayat. Salah satu riwayat didapatkan ketika seseorang mendatangi sahabat Ali bin Abi tholib RA (radhiallohu Anhu) sambil bertanya,

“Dapatkah engkau menceritakan kepadaku tentang Baitullah? Apakah betul ia rumah pertama yang ada di bumi?”.

“ Bukan, ia adalah rumah yang penuh dengan berkah yaitu Maqom Ibrohim. Siapa yang masuk didalamnya dia akan aman. Aku akan menceritakan kepadamu bagaimana ia dibangun. Sesungguhnya, Allahmewahyukan pada nabi Ibrahim AS, “Bangunlah sebuah rumah untuk-Ku di bumi”. Setelah menerima wahyu itu, Nabi Ibrahim pun resah. Maka, Allah menurunkan assakinah (ketenangan) yaitu angin yang memiliki dua arah, yang arah satu mengikuti arah lainnya. Dua arah angin itu bergerak hingga sampai di Mekkah dan berputar-putar di lokasi Baitullah seperti ular yang melingkar. Lalu Allah mewahyukan Nabi Ibrahim agar membangun ka’bah ditempat angin tersebut melingkar. Maka Ibrahim pun tenang dan mulai membangun Ka’bah”.

Riwayat dari Ath-Thabari lainnya yang diambil dari Ibnu Ishak, beliau berkata, “Mujahid dan ulama yang lain berkata bahwa setelah Allah SWT menampakkan pada Ibrahim AS lokasi Baitullah dan tanda-tanda tanah haram, ia pergi dan malaikat Jibril mengikutinya. Jika masuk ke sebuah desa Nabi Ibrahim bertanya, “Di tanah inikah engkau diperintahkan untuk memberitahuku wahai Jibril?”. Jibril menjawab” teruslah berjalan”.

Sesampainya di mekkah, saat itu tanahnya masih tandus dan dihuni kaum Amaliq yang tinggal di luar mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Ka’bah masih berupa tanah tinggi yang berwarna merah. Nabi Ibrahim bertanya kepada jibril, “apakah aku diperintahkan untuk membangun Ka’bah di sini ?”.

“Ya” jawab jibril.

Nabi Ibrahim kembali ke mekkah untuk ketiga kalinya saat diperintahkan Allah untuk membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail AS. Saat itu nabi Ismail berusia 30 tahun. Sa’id bin Zubair meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, “ Ketika Nabi Ibrahim AS datang, ia mendapati Ismail sedang membetulkan panahnya di sebelah sumur Zam-zam. Ibrahim berkata “Wahai Ismail, sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkanku untuk membangun sebuah rumah untukNya”.

“maka, laksanakan perintah Tuhanmu” jawab Ismail.

“Tapi Allah memerintahkan engkau membantuku”.

“Kalau begitu aku akan membantumu” jawab Ismail.

Al-Umari meriwayatkan dari Sa’id ibnu ‘Arubah dari Qotadah bahwasanya ia berkata, “Cerita yang sampai pada kami menyebutkan bahwa pondasi Baitullah berasal dari gua Hiro’. Disebutkan juga bahwa bahan untuk membangun Baitullah berasal dari lima gunung ; Hiro’, Lubnan, al-Judi, Thursina, dan Thurzetta.

Penulis kitab “Tarikh al-Ka’bah al-Mu’azhzhamah” menggambarkan bahwa “Nabi Ibrahim menjadikan tinggi Ka’bah 9 hasta (1 Hasta = 45 cm), panjang utara ke selatan melalui sisi timur adalah 32 hasta, sedangkan panjang utara ke selatan dari sisi barat adalah 31 cm. Adapun panjang dari timur ke barat melalui sisi selatan atau dari Hajar Aswad ke rukun Yamani adalah 20 hasta. Sedangkan panjang dari timur ke barat melalui sisi utara atau melalui hijir Ismail adalah 22 hasta. Selain itu Nabi Ibrahim membuat 2 pintu hingga ke lantai. Pintu pertama di sebelah timur, di dekat Hajar Aswad, an yang kedua di sebelah barat di dekat rukun Yamani sejajar dengan pintu pertama. Dan Nabi Ibrahim menggali lubang di dalamnya untuk menyimpan barang,ia tidak menutup lubang itu dengan atap atau tanpa daun pintu”.

Lubang yang dibuat oleh Nabi Ibrahim dimaksudkan sebagai gudang penyimpanan, dan berharap Ka’bah bukan sekedar tempat ibadah kepada Allah, tapi juga sebagai tempat untuk mempersembahkan nadzar, dan lubang itu akan digunakan untuk menyimpan harta nadzar.

Sejarah Hajar Aswad

Sebagaimana kita ketahui, dipojok bangunan Ka’bah didapatkan adanya Batu Hajar Aswad. Sejarah tentang Hajar Aswad disaat bangunan Ka’bah nyaris sempurna. Ath-Thabari  menyebutkan “ Ketika itu Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka’bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim  berkata, “Jangan! Carilah batu seperti yang aku perintahkan”. Nabi Ismailpun pergi mencari batu itu. Namun ketika kembali, ternyata Nabi Ibrahim AS sudah meletakkan sebuah batu hitam. Nabi Ismail pun bertanya, “Wahai Ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?”.

“Yang membawa batu itu adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Jibril. Ia membawanya dari langit”

Hajar Aswad berupa batu lonjong tidak beraturan. Berkilau berwarna hitam kemerahan yang di atasnya ada goresan berwarna merah dan kuning. Diebutkan juga dalam sebuah kitab mungkin Hajar Aswad adalah sejenis meteor karena dapat memancarkan cahaya ke arah barat, timur, syam dan Yaman hingga ke lembah-lembah di Tanah haram. Dan dilihat dari karakternya yang bersinar menunjukkan bahwa batu itu aslinya tidak berwarna hitam. Memang ada sebagian meteor berubah warna karena perjalanan waktu dan adapula yang tetap berkilau dan bersinar. Sebagian sejarawan mengatakan bahwa batu itu menjadi hitam karena perbuatan dosa kaum jahiliyah.

Penghormatan pada Hajar Aswad menurut para ulama tidak lain adalah karena Hajar Aswad memiliki keterkaitan dengan suatu yang suci dan mulia yaitu:

Pertama: tanda akan kesusahan yang ia rasakanketika diperintah Allah meninggikan Ka’bah,

Kedua: Tanda untuk mengenang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS yang telah meninggikan Ka’bah sebagai tempat berkumpulnya manusia dan tempat yang aman untuk beribadah,

Ketiga: Hujjah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Asbahwa Baitullah telah seleai dibangun dan kepemilikannya ada pada Allah SWT.

Congkop.com-MENGENAL-BATU-HAJAR-ASWAD

Seruan Haji Pertama kali

Setelah selesai membangun Ka’bah, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru manusia melakanakan ibadah Haji ke Makkah. Imam Ath-Thabari meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi ibrahim etelah menerima perintah itu, beliau berkata “ Wahai Tuhanku, Suaraku tidak akan mampu memanggil hingga jauh”.

“Serulah, aku yang akan menyampaikan” Jawab Allah SWT.

Lalu Nabi Ibrahim menyeru “Wahai Manusia, sesungguhnya Allah mewajibkan atas kamu haji ke baitullah” dan ternyata seluruh makhluk yang ada di bumi dan di langit mendengar seruan Nabi Ibrahim AS tersebut.

Riwayat dari Ubaid bin Umair Al-Laitsi mengatakan bahwa setelah nabi ibrahim dan Nabi Ismail meninggikan bangunan ka’bah hingga selesai, turunlah perintah Allah untuk melaksanakan ibadah haji. Nabi Ibrahim kemudian menghadap ke Yaman dan menyeru manusia untuk beribadah kepada Allah dan berhaji ke Rumah-Nya. Kemudian terdengar jawaban “Labbaikallahumma labbaik”. Lalu nabi Ibrahim menghadap ke barat dan melakukan hal yang sama dan terdengar jawaban yang sama.

Selanjutnya menurut Imam Ath-Thabari menyatakan bahwa raulullah SAW menceritakan bahwa jibril menemui Nabi Ibrahim pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan mengajarkan tatacara Haji ecara lengkap kepada Nabi Ibrahim AS.

Setelah emuanya selesai, Nabi Ibrahim kembali ke negri syam. Saat itu nabi Ismail telah dewasa dan mampu menggantikan ayahnya mengemban tugas dakwah pada agama yang lurus.

 

Keputakaan

Ali Husni Al-Khurtubi, Tarikh Ka’bah, Hal 27-44

Ath-Thabari, Tarikh Al-Umam wa Al-Mulk, jil I, hal 48

Ath-Thabari, Tarikh Al-Umam wa Al-Mulk, jil I, hal 176-184

Luthfi Jum’ah, Taurah Al-Islam wa Bathal Al-Anbiya’, Hal 59

Ibn Fadhillah al-Umari, Masalik al-Absar fi Mamalik Al-Amhar, Jil I, Hal 94

 

 


Hari ini, 7 Juli 2021, begitu dahsyatnya dampak dari pandemi covid 19 melanda ibu pertiwi. dimana angka pertambahan kasus covid meningkat melebihi hari-hari sebelumnya, bahkan kasus harian tertinggi di dunia. angka kematian juga merangkak naik dan mencapai rekor lebih dari 1000 kematian hari ini.

Dipungkiri atau tidak, membeludaknya angka kematian ini juga dikarenakan fasilitas kesehatan sudah sangat penuh, bahkan overcapasity. para pemangku kepentingan bisa saja memerintahkan penambahan bed/tempat tidur pasien isolasi covid, namun tidak akan semudah itu. karena penambahan fasilitas tentu harus dibarengi dengan penambahan tenaga medis. dan saat ini, sudah banyak juga tenaga medis / tenaga kesehatan (Nakes) yang gugur dan terinfeksi. mereka yang masih sehatpun sudah mulai kelelahan. akibatnya banyak pasien yang tak mendapat perawatan di Rumah Sakit.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah memilah pasien. pasien yang tanpa gejala atau dengan gejala sedang sebaiknya melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Namun tidak bisa sembarangan isoman, karena jika sembrono Isoman bisa menjadi bumerang dan menulari orang di sekitar / serumah jika tidak disikapi dengan benar.

Hal yang perlu diketahui selama isolasi mandiri berupa:

A. Kriteria pasien isolasi mandiri

Pasien yang disarankan isolasi mandiri jika telah dilakukan pemeriksaan baik Rapid antigen maupun PCR dengan hasil positif. ada 2 kriteria pasien Covid 19 yang diijinkan Isolasi Mandiri, yaitu:

  1. Tanpa Gejala : Yaitu pasien dewasa yang laju napasnya 12-20 kali per menit, dengan Saturasi Oksigen (SpO2) >= 95%
  2. Gejala Ringan : gejala ini berupa:
    1. Sakit Kepala
    2. Sakit tenggorokan
    3. Pilek
    4. Demam
    5. Batuk ringan
    6. kelelahan ringan
    7. tidak nafsu makan
    8. tak bisa membau
    9. tak bisa merasakan makanan
    10. Nyeri otot dan Tulang
    11. mual, muntah, nyeri perut
    12. diare
    13. mata merah / radang mata
    14. kulit kemerahan
    15. Laju Napas dewasa 12-20 kali permenit (Untuk anak sesuai usia)
    16. Saturasi Oksigen >= 95%
  3. Khusus Pasien Anak, kriterianya agak berbeda. namun tetap yang disarankan untuk isolasi mandiri bagi pasien anak adalah yang masuk dalam kriteria tanpa gejala (Asimtomatis) dan Gejala Ringan.
Kriteria Pasien Covid 19 anak

B. Peralatan yang wajib disediakan

  • Termometer : Pengukur Suhu
  • Pulse Oxymeter : Pengukur Saturasi Oksigen
contoh alat Pulse Oxymeter

C. Protokol ISOMAN

  • Tetap di Rumah : Memang rasanya akan sangat membosankan, tapi yakinlah ketaatan anda untuk tetap di rumah akan bermanfaat untuk mengakhiri pandemi ini. sekali keluar rumah, maka kemungkinan akan ada infeksi pada orang lain. dan suatu saat ketika anda sudah sembuh, anda bisa tertular lagi dari orang-orang yang tidak mau berdiam di rumah selama isolasi mandiri. siapkan 1 kamar khusus buat anda, dan 1 kamar mandi khusus.
  • Gunakan Masker : Meskipun anda di rumah, tetap disiplin gunakan masker. supaya ketika batuk droplet/ percikan ludah tidak menyebar. dan ini akan sangat berbahaya terutama jika dirumah tempat isoman kita ada keluarga lain.
  • Jaga Jarak : berkomunikasi dengan keluarga boleh, namun harus tetap menjaga jarak, minimal 1 meter, syaratnya tetap pakai masker selama berkomunikasi.
  • Cuci Tangan : Sering, seringlah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Virus ini akan pecah jika terkena sabun saat kita mencuci tangan.
    • Terapkan Etika Batuk : Batuk harus ditutup dengan tise atau lengan atas bagian dalam lalu cucilah tangan anda. hati-hati saat membuang dahak karena bisa menular ke anggota keluarga lain jika dibuang sembarangan.
  • 4 Hal yang wajib dilakukan yaitu:
    • Cek suhu tubuh anda tiap Pagi dan Sore : dikatakan demam jika lebih dari 37,5 C
    • Periksa saturasi oksigen anda dengan alat pulse oksimetri: Saturasi normal jika >/= 95% tanpa tambahan oksigen
    • Pantau laju napas : normal dewasa 12-20 kali per menit. pada anak anak berbeda sesuai dengan usia, sesak bisa dilihat jika ada tarikan dada saat anak bernapas, atau jika menurut anda napas anak anda tidak seperti biasanya segera bawa ke IGD
    • Makan makanan Bergizi
  • 2 hal ekstra bagi yang muslim, bisa melakukan
    • sering berwudhu dengan sempurna, maksudnya termasuk cuci tangan, berkumur secara sempurna dan membasuh/menghirup air saat membersihkan hidung.
    • Berdoa seperti yang diajarkan nabi kita yaitu:
      • Bismillahilladzi Laa Yadhurru ma’ashmihii syaiun fil ardhi wa laa fis samaa’i wahuwas sami’ul aliim
  • A’udzubikalimatillahi min syarri maa kholaq

D. Kegiatan Harian

  • Buka Jendela Kamar: supaya sirkulasi udara lancar dan cahaya matahari bisa masuk
  • Berjemur Matahari : lakukan selama 10-15 menit antara jam 10.00-13.00.
  • Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. atau dengan Hand Sanitizer
  • Olahraga ringan ditempat isoman 3-5 kali seminggu
  • Makan bergizi seimbang, sehari 3 kali terpisah dengan anggota keluarga.
  • Cuci alat makan sendiri setelah digunakan.
  • bersihkan kamar secara rutin, gunakan APD (alat Pelindung Diri), minimal memakai masker saat membersihkan kamar
  • cek suhu badan dan saturasi oksigen setiap pagi dan sore.
  • Pisahkan baju kotor dengan pakaian keluarga yang lain.
  • Tidur dikamar pribadi terpisah dengan anggota keluarga lain.

E. Pengobatan

Saat anda didiagnosis Covid 19, maka dari puskesmas akan memberikan obat dan pengawasan berkala. sehingga disinilah pentingnya kita melaporkan diri terutama bagi mereka yang sudah melakukan pemeriksaan covid mandiri dan didiagnosis covid 19. jadi ketika sakit, sebaiknya segera memeriksakan diri, cek antigen atau PCR, baik melalui fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau mandiri, sehingga jika memang positif bisa segera diberikan terapi sebelum kondisi memburuk. Takut periksa atau menyembunyikan hasil positif hanya akan membahayakan diri dan keluarga. obat-obatan covid tidak semuanya bisa ditemukan dipasaran, antivirus hanya bisa didapat melalui puskesmas atau Rumah sakit.

F. Lama Perawatan

  • Tanpa Gejala : 10 hari isolasi sejak terkonfirmasi positif
  • Gejala Ringan : 10 hari sejak timbul gejala, minimal 3 hari bebas gejala

G. Tanda Kegawatan

Gejala Pneumonia yaitu : Demam, Batuk, Sesak, Napas cepat

ditambah salah satu gejala dari:

  • Laju napas pasien dewasa >30 kali per menit
  • Sesak napas berat
  • Saturasi Oksigen (SpO2)< 93% tanpa tambahan oksigen

Demikian sekilas tentang Tips Isolasi Mandiri bagi Pasien Covid 19. Tak lupa mari kita berdoa semoga Pandemi ini segera berakhir

Tetap jaga diri, keluarga dan orang tersayang serta lingkungan dengan mematuhi Protokol Kesehatan.

Sumber:


Beberapa tahun lalu heboh ada Bule marah-marah mendatangi masjid disuatu wilayah di Jawa barat karena merasa terganggu dengan suata TOA yanh menurutnya terus menerus berbunyi. Terus, ada artis yang baru saja berkomentar kalau membangunkan sahur dengan TOA itu tidak etis. terus juga sering penulis menyaksikan sendiri, Jam 3 malam diluar Ramadhan ada yang menyalakan Tilawah keras sekali melalui TOA luar, juga kadang ceramah dari Kaset diputar diluar waktu menjelang sholat. Semua hal ini kiranya perlu kebijaksanaan dan kedewasaan dalam menyikapi, tidak perlu disikapi dengan emosi dan spontanitas.

Suatu hari, beberapa tahun lalu, penulis berkunjung ke rumah Saudara penulis. Terletak di sebuah perumahan besar di Surabaya. Saat tiba waktu dhuhur, Penulis diajak sholat berjamaah di Masjid yang terletak diluar komplek perumahan tersebut. sebuah hal yang agak aneh dimana biasanya tiap perumahan disediakan Fasum buat membangun rumah ibadah, tapi di tempat ini malah tidak tersedia masjid. Iseng penulis nanya, “Kok perumahan sebesar ini ndak ada Masjidnya?” dia menjawab, “Sudah jadi keputusan bersama untuk masjid ikut yang diluar kompleks aja, lagian ada yang sepertinya kurang nyaman dan takut kalau ada masjid nanti kalau yang megang TOA kurang bijak, bisa-bisa gak berhenti-berhenti nyalakan TOA nya diluar waktu sholat. Padahal hampir semua penghuni di sini orang sibuk yang pas pulang ke rumah memang perlu istirahat. Sayapun mengangguk dan menyadari bahwa hal itu kerap kali terjadi.

Lantas, seperti apa sih aturan penggunaan TOA buat kegiatan peribadatan? Sbenarnya, jauh hari, pemerintah telah mengatur penggunaan TOA (pengeras Suara) supaya penggunaannya benar bermanfaat, dan terhindar dari penggunaan yang dapat mengganggu orang lain. Dalam Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor KEP/D/101/1978, dengan sangat Rinci diatur dari mulai cara menyalakan, pengetesan, sampai penggunaan. Kapan penggunaan pengeras suara ke luar, kapan penggunaan ke dalam. Namun lagi-lagi, kurangnya sosialisasi sampai ke tingkat bawah menjadikan banyak para “penguasa TOA” tidak faham mengenai aturan ini.

sumber: Tirto.id

Namun, tidak semuanya tempat ibadah seperti itu. Dikampung penulis malah ada yang berinisiatif membuat edarah tentang TOA ini kepada para Imam masjid. Bahkan, Guru ngaji penulis, disalah satu surau, sampai saat ini tidak mau memakai Toa, meskipun ada yang mau menyumbang beliau menolaknya.

memang ada yang berpendapat, kalau mengaji, Tadarrus, Takbiran, lewat TOA itu demi syiar agama, Namun tidak hanya itu kawan. Membuat tetangga anda Nyaman dengan anda, Nyaman dengan cara dakwah anda, itu juga bagian syiar agama. bahkan bersedekah, berzakat, memuliakan tamu, berkata baik dan jujur, Tidak korupsi, itu juga bagian dari syiar Agama.

Semoga kita semua bijak memaknainya


Bismillahirrohmanirrohim

Minggu depan, 13 April 2021 insya Allah kita diberi kesempatan untuk memasuki bulan suci Ramadhan tahun 1442 Hijriyyah. Setahun kemarin kita telah melalui Ramadhan dengan khusyu ditengah ujian badai pandemi Covid 19, dan tahun ini pun sepertinya kita tetap harus waspada tentang pandemi ini. memang angka-angka yang diumumkan menunjukkan kasus penambahan infeksi covid semakin menurun, tapi disisi lain kita harus melihat bahwa angka kematian relatif tetap bahkan beberapa hari lalu sempat menyentuh angka 400 lebih kematian dalam 1 hari.

Artinya tetap jangan sepelekan pandemi ini karena hakikat sebenarnya kita tidak tahu dan belum akan tahu apa yang akan terjadi ke depan. Kasus meledaknya angka infeksi covid di Brazil dan india beberapa hari yang lalu yang mneyentuh angka ratusan ribu/ hari patut diwaspadai oleh kita semua.

mungkin sebagian kita sudah bosen dengan kata-kata “Covid 19”, mungkin sudah tak peduli lagi ada atau tidak covid ini, ada juga yang menganggap setelah dimulai vaksinasi kita bisa bebas lagi seperti sebelum covid. Kejadian di Brazil dan India bisa jadi pelajaran berharga buat kita supaya hal ini tidak terjadi di negeri kita.

Sebagai pekerja medis, penulis berpesan seperti ini karena banyak hal yang tidak diketahui oleh masyarakat umum yang sehari-hari kami temui. Hal yang perlu diingat terutama

  1. orang tanpa gejala bukan tak bisa menulari, tapi malah harus waspada karena bisa menyebarkan virus tanpa disadari, dan Viral load (jumlah virus) tertinggi malah didapatkan pada mereka sebelum muncul gejala covid ini
  2. Orang tua kita paling berisiko mengalami gejala berat jika sampai terkena infeksi, kematian tertinggi pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Komorbid, penyakit kronis bisa saja masih dapat dikendalikan dengan pengobatan rutin, tapi ketika diiringi dengan infeksi covid, maka obat rutin yang digunakan tidak banyak menolong mereka yang berusia rentan.
  3. Mereka yang sudah pernah terinfeksi ini bisa terjadi sekuel/gejala sisa yang menetap sepanjang hidupnya, juga bisa didapatkan prolonged covid (Covid berkepanjangan). jadi tetap solusi terbaik adalah PENCEGAHAN.
  4. Kematian memang takdir Tuhan, tapi betapa sedihnya jika tak bisa didampingi keluarga. dan jika memang sudah terkonfirmasi positif, yakinlah bahwa tak ada yang berniat membohongi keluarga dengan istilah “Mengcovidkan”. kalaupun ada pertayaan kenapa belum ada hasil kok dimakamkan secara prokes covid? hal ini semata untuk melindungi anda sendiri, keluarga dan masyarakat disekitar anda. mungkin imun anda hebat, kuat tapi belum tentu keluarga di rumah anda kuat seperti anda.

Menjelang pelaksanaan Ibadah Puasa di bulan ramadhan dan pelaksanaan ibadah lain yang mengiringinya. maka alangkah baiknya jika dilakukan beberapa tips supaya bisa beribadah dengan aman, nyaman, khusyu’ tanpa khawatir transmisi covid terjadi disekitar kita, hal yang bisa dlakukan berupa:

  1. Cuci tangan ( dengan sabun / hand sanitizer) – pakai masker (usahakan masker standar) – Jaga jarak : jadikan sebuah kesadaran. di manapun kita berada, tanpa perlu diminta, diingatkan. sebuah cara sederhana menjaga diri sendiri, keluarga dan orang lain, terutama saat ibadah tarawih.
  2. Bagi kita yang mendapat amanah sebagai ketua takmir masjid / musholla, ketua panitia tarawih. Mohon dengan sangat untuk tidak menyepelekan masalah ini, amanah yang anda pikul harus benar-benar anda pertanggungjawabkan terutama untuk keselamatan Jama’ah anda. Sudah banyak Masjid/musholla yang bisa dijadikan contoh dalam hal penerapan Protokol kesehatan.
    • bisa diawali dengan membuka beberapa pintu gerbang untuk menghindari penumpukan jamaah, tiap gerbang dijaga 2-3 orang panitia,
      • 1 bertugas mengecek suhu jamaah (Suhu Normal dewasa 36 – 37,5 C, jika lebih dari 37,5C dipersilakan untuk tidak mengikuti jamaah karena memang sakit, jika suhu menunjukkan di bawah 38C, mohon alat pengukur suhu diperiksa apakah rusak atau tidak. sebaiknya pengecekan dilakukan sesuai dengan instruksi alat thermogun yang dipakai. biasanya dipakaiuntuk dahi. jika dipakai di tangan yang habis terkena air bisa jadi tidak akurat).
      • selanjutnya 1 orang bertugas memberikan hand sanitizer pada tiap jamaah untuk memastikan semua tangan jamaah aman,
      • 1 orang lagi bisa membagikan masker buat mereka yang terlupa bawa masker.
    • semua diwajibkan bawa sajadah sendiri-sendiri, singkirkan karpet karena bisa jadi sarana penularan,
    • Shaf sholat diatur sedemikian rupa sehingga ada jarak aman,
    • Imam sholat mengingatkan untuk patuh prokes, dan
    • penceramah juga selalu pakai masker, mimbar tempat sholat bisa dipasang semacam plastik/mika pelindung.
    • yang sering kelupaan, tentang kebersihan Mic yang dipakai bergantian, hendaknya diperhatikan.
    • Salaman bisa dilakukan dengan tanpa bersentuhan tangan, cukup sungkem didepan dada masing-masing insyaAllah tidak menghalangi pahala salaman seperti umumnya.
    • Gadget/ Smart phone bisa dipakai sebagai alternatif bagi jama’ah yang akan melakukan ibadah tadarrus (Baca Quran).
  3. Hati-hati jika mengadakan acara Buka puasa bersama, terutama dengan teman / orang lain yang bukan anggota serumah. tetap jaga prokes, terlebih saat makan yang mengharuskan kita buka masker. saran penulis, hindari dulu buka puasa bersama rame-rame selain dengan keluarga serumah. insyaAllah jika semua sudah berakhir, bukber bisa dilakukan kembali.
  4. memilih menu saat mencari makanan buka puasa juga harus hati-hati. Pilih penjual yang sekiranya bisa amanah, menjaga diri dan konsumennya dari kemungkinan transmisi virus ini. penjual yang konsisten memakai masker dan cuci tangan dengan makanan yang terbungkus saat dijual lebih aman dibandingkan dengan makanan yang terbuka.

Semoga Ibadah Puasa tahun ini benar-benar khusyu dan dapat menjadikan semua yang menjalankannya menjadi pribadi yang bertaqwa. Amiiin


Tulisan ini mungkin adalah sebuah catatan yang ingin penulis goreskan sebagai sejarah buat masa depan, sejarah kelam. sejarah terulangnya kembali bencana besar yang melanda hampir seluruh belahan dunia modern. sebuah bencana yang muncul tepat menjelang pergantian tahun 2019 menuju 2020.

31 desember 2019, laporan pertama dugaan infeksi virus Corona baru, yang kedepan disebut COVID 19, ditemukan di kota wuhan propinsi Hubei, Republik Rakyat china.

Begitu cepatnya penyebaran infeksi virus ini menyebabkan china yang menjadi salah satu mercusuar baru di dunia modern kalang kabut. mereka akhirnya bergerak cepat menutup kota wuhan. beberapa negara yang mempunyai hubungan penerbangan ke negeri itu memutuskan untuk menutup rute penerbangannya demi menghindari penyebaran Covid 19 ke negaranya. Namun ada beberapa negara yang memilih untuk menunggu sambil menganalisis seberapa berbahayanya virus ini. beberapa negara benar-benar siap menghadapi wabah ini, namun kenyataannya semakin hari semakin terlihat bawa beberapa negara yang menganggap enteng, akhirnya harus menderita dihajar habis-habisan oleh infeksi covid 19 yang begitu cepat.

data covid

silakan ikuti link berikut untuk info terkini COVID 19 dunia https://www.medpagetoday.com/infectiousdisease/publichealth/84698

Italia, negara yang masuk dengan predikat layanan kesehatan terbaik di dunia hancur luluh lantak, perancis dilakukan Lock down, begitupun Inggris, bahkan pangeran charles pun ikut terinfeksi, Amerika serikat menyusul di periode akhir, melesat menjadi negara dengan pasien confirm positif covid terbanyak didunia mengalahkan Italia dan china. bagaimana dengan negara kita? menteri perhubungan juga terkena infeksi covid 19.

menyoal apa yang dilakukan di negara kita, banyak problematika yang sebenarnya bisa dianalisis, banyak solusi sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menolong rakyat. apakah memang sudah siap? ataukah terlambat? penulis memilih untuk tidak menjadi penonton dulu, melihat apa yang akan terjadi esok, sembari sekuat tenaga menolong semampu penulis sebagai tenaga medis, dengan apapun alat yang tersedia. mengeluh? tak ada guna? nikmati aja episode kehidupan bangsa ini. Penulis menjadikan tulisan ini hanya sebagai pepiling, pengingat, ancer-ancer, tetenger, bahwa penulis pernah menjadi saksi sejarah pagebluk di negeri ini. mungkin suatu hari, ketika negeri ini kembali tersenyum, ketika bangsa ini kembali pada keramahannya, dan ketika ontran-ontran jaman edan yang mendahului pagebluk ini sudah membaik. mungki penulis akan menuliskan kembali sejarah kelam ini, tentunya dari sudut yang memang penulis kuasai sebagai seorang Tenaga Medis.

baiklah, mungkin sekian dulu. tulisan ini hanya selingan disaat ancaman transmisi lokal yang tak bisa lagi terdeteksi secara kasat mata, di saat cari masker gak dapet-dapet, cari APD yang susah ditemukan, bahkan cari Vitamin C juga mulai susah.

mari…. Hadapi dengan senyuman…

wassalam


oleh R. Zakky P

Ruh manusia itu bisa diibaratkan Sopir…
Sedang badan wadaq ini ibarat Mobil…

Sopir yang diberi Mobil yang bertipe mirip. Kakinya 2, mulut 1, telinga 2 dan onderdil lain yang sama. Hanya cashing nya saja yg memang dibuat berbeda.

Sopir lalu diberi perintah menuju wilayah yang bernama “Surga”
Dan diwanti-wanti jangan sampai salah menuju suatu area yang disebut “neraka”

Lantas diberilah “Peta dan manual pemakaian mobil” berupa kitab suci supaya bisa mencapai tujuan dengan aman.

Diberi waktu 70 tahunan buat berjalan di jalan raya “kehidupan”

Lucu jika sang Sopir bertingkah “Rasis” dengan merasa Mobilnya paling bagus, padahal dia sama sekali tidak kuasa memilih mobil mana yang dia kendarai.

Lucu jika sang sopir lupa tujuan karena terpukau dengan pemandangan di jalanan.

Lucu jika sang sopir abai/ acuh/ tak peduli/ bahkan mentertawakan “Peta dan Manual” Mobil yang dikendarainya.

Bagaimana mungkin sang sopir dengan pede merasa dirinya, paling benar, dan bakal bisa mencapai tujuan, padahal baca “Peta” nya aja ndak pernah/ ogah2an. Tanya sopir lain yang sudah baca pun gengsi.

Ketika si Mobil Mogok, sopir yang baik akan segera membawanya ke bengkel terbaik, yang sudah faham betul tentang onderdil dan seluk beluk mobil. Bisa jadi mobilnya handlingnya sulit karena tak pernah peregangan dengan sholat, bisa jadi Olinya ndak pernah dikuras dengan puasa, bisa jadi pembakarannya ndak bagus karena tercampur harta haram. Sehingga perlu dikeluarkan zakat buat membersihkannya. Dalam perjalanan Bisa jadi kaca depannya buram sehingga jalannya kehidupan zigzag karena tak pernah tazkiyatun nafs. Bisa jadi disaat berkendara sering mendapat klaksos karena tidak pernah menggunakan spion masa lalu untuk introspeksi.

Disaat uang saku mulai terkumpul, dianjurkan untuk mampir ke tempat komunitas sopir berkumpul dan menapaktilasi Supir terbaik dimuka bumi sekaliber Ibrahim Alaihissalam dengan ritual Hajinya. Supaya saat meelanjutkan perjalanan, sang sopir sudah fresh kembali berkendara menuju tempat tujuan.

Disaat sopir bingung arah tujuan, ndak ngerti caranya baca peta. sopir yang baik segera berhenti dan bertanya pada sang ahli navigasi, ahlinya Peta. Mana arah yang harus dituju. Sedang sopir yang sok tau, bisa jadi malah marah ketika diingatkan penumpang untuk tanya pada yang lebih tau.

Jalan menuju tujuan akhir itu memang menanjak dengan tikungan-tikungan tajam meliuk-liuk. Butuh konsentrasi dan konsistensi untuk mencapai wilayah surga.
Namun.
Ketika jalannya menurun tajam, si mobil ndak segitu ngoyo, bahan bakar tercampur pun mobil tetap bisa jalan bahkan mesin rusakpun masih bisa berjalan menyusuri kehidupan, si sopirpun bisa pastang (lepas Setang). Hati-hati, jangan-jangan kita salah tujuan.

Istikhoroh itu mudah

Posted: 1 Oktober 2019 in Agama
Tag:, , ,

Hidup itu bagaikan aliran sungai, banyak cabang yang ketika kita sudah melewatinya maka hampir tak mungkin kita bisa menemukannya kembali.

Itulah hidup, kesempatan, pilihan hidup sering kali membuat kita harus merenung sejenak mana yang paling baik diantara pilihan yang baik. Dalam Islam diajarkan untuk selalu meminta petunjuk Allah SWT. Bukan hanya sekedar perasaan kita, akal pikiran kita yang kita jadikan acuan. Namun dengan meminta petunjuk langsung dari Allah SWT melalui sholat Istikhoroh, apapun hasil istikhorohnya, tanpa pengaruh subyektivitas maka artinya yang akan kita pilih sudah kita serahkan kepada Allah SWT.

Penulis pada suatu hari bertemu dengan teman, beliau ahli Istikhoroh sejak semasa lulus SMU dan mau memasuki dunia kuliah.

Panjang lebar beliau bercerita tentang seluk beluk istikhoroh. Dan kesan yang penulis tangkap, beliau merasa bahwa istikhoroh bukan hanya untuk memutuskan hal-hal yang berat. Bahkan kalaupun kita sekedat ingin mengetahui apakah kita perlu beli suatu barang atau menundanya dulu, sangat bermanfaat jika kita istikhorohi. Suatu hari, ada seorang teman yang pernah minta diajari beliau cara istikhoroh, dia pengen sekali beli handycam baru. Lalu dia beristikhoroh. Saat itu dia mimpi kalau tidak baik beli handycam sekarang. Dia kemudian tidak jadi beli. Selang beberapa minggu kemudian dia iseng nanya ke toko handycam, ternyata harganya sudah jauh turun dibanding saat dia pengen beli beberapa minggu lalu. Alhamdulillah dulu belum jadi beli setelah hasil istikhoroh ndak baik, ternyata harganya turun sekarang.

Namun dalam istikhoroh, terkadang didapati mimpi yang tafsirnya sulit jika tidak bener-bener jeli. Pernah suatu saat beliau mau memilih parangan hidup. Setelah puluhan kali beliau istikhoroh. Diistikhoroh yang terakhir, beliau mendapati mimpi. Mimpi jika saat itu, dia diminta gendong Gus Dur (saat itu presiden RI). Dalam mimpinya beliau diminta gendong Gus Dur dari teras Rumah menuju ruang tamu. Senangnya beliau karena pertanda baik jika mimpi bertemu dengan presiden. Namun ternyata setelah 1 tahun lebih berlalu, tidak ada perkembangan progresif dalam urusan menuju pelaminan. Lantas beliau bertanya pada teman beliau. Beliau cerita tentang mimpinya. Ternyata temannya punya tafsir yang beda. Dia tanya apakah saat gendong Gus Dur itu berat? Langkah jadi pelan? Dijawab iya, sangat berat ternyata Gus Dur. Nah….sebenernya itu makna mimpi istikhorohnya, jadi wajar kalau gak ada perkembangan. Setelah itu Beliau diajari cara istikhoroh dengan warna.

Pada Intinya menurut beliau, Istikhoroh yang dilakukan persis sama dengan tatacara istikhoroh seperti biasanya. Bahkan saat pertama kali beliau istikhoroh, beliau bener-bener sambil baca buku Tatacara Sholat Istikgoroh, termasuk doanya beliau baca plek seperti yang ada di buku. Namun ada beberapa Tips yang beliau bagi yang sepertinya akan lebih memudahkan istikhoroh kita.

1. Sekitar tengah Malam, sholat Hajad 2 rokaat

2. Dilanjutkan baca quran sampai terasa kantuk

3. Setelah mulai kantuk, sholat Istikhoroh 2 rakaat, diakhiri dengan Doa Istikhoroh sesuai ajaran nabi, disesuaikan dengan permasalahan apa yang kita minta petunjuknya.

4. Jika ragu tidak bisa menafsirkan mimpi, boleh ditambah permintaan. “Ya Allah, jika perkara ini …… Baik bagi saya baik di dunia maupun di akherat menurut Engkau , maka berilah tanda warna Biru atau Putih. Tapi jika perkara ini tidak baik di dunia maupun di akherat maka berilah tanda warna Merah atau Hitam

5. Lalu Tidur

6. Ulangi sampai 3 kali jika belum mantab. Biasanya petunjuk Allah akan konsisten meskipun kita berkali-kali istikhoroh.

Penulis beberapa kali pernah melakukan, alhamdulillah hasilnya sejauh ini baik seperti apa yang didapatkan dari istikhoroh tersebut.

Sedangkan teman saya beberapa kali mengistikhorohkan tentang perhelatan Pilpres kemarin persis dengan apa yang terjadi setelahnya.

Kita memang tidak tahu tentang taqdir kita, tapi kita bisa meminta Allah untuk memilihkan pilihan mana yang terbaik buat kita.

Wallohi A’lam


Disuatu siang, saat menghadiri kajian mandiri karyawan tempat saya bekerja, ada sebuah pertanyaan yang dikemukakan oleh Ustadz Sonny [ Bambang Samudro Wicaksono dari kediri].

Beliau bertanya : “Coba tanyakan diri anda, Apakah anda bener-bener mencintai Allah? Apakah anda benar-benar tidak mensekutukan Allah? Tidak menyamakan cinta anda kepada kepada Allah dengan kecintaan anda kepada makhluk nya?”
Jamaah berkata :” insyaAllah tadz”

Beliau bertanya lagi :”bener? Sekarang saya tanya, lebih cinta mana anda antara Allah dan istri anda? Lebih cinta mana Anda, Allah atau anak anda?
Jamaah menjawab lagi :” lebih cinta Allah tadz”

” Oke.. lantas sanggupkan anda, seperti Ibrahim alaihis salam jika kecintaan anda kepada Allah memang lebih dari segalanya,
Ibrahim diperintahkan Allah mengobankan Anak satu-satunya (saat itu), Anak yang sudah dinantikannya puluhan tahun sebelumnya. Ibrahim yang di saat anaknya (ismail) baru lahir sudah diperintahkan untuk “dikurbankan” menjauh dari nya, menuju daerah antah berantah yang tandus (makkah).

Saat ismail kecil lagi lucu-lucunya tiba-tiba datang perintah Allah untuk mengobankan Ismail.
Sekali lagi untuk membuktikan bahwa lebih cinta mana beliau, Allah SWT atau Anak satu-satunya??
Dan sekali lagi, IBRAHIM Lulus ujian dan sekali lagi membuktikan bahwa KECINTAANNYA PADA ALLAH NGGAK KALENG-KALENG, TULUS, MURNI DAN TAK TERALIHKAN OLEH SESUATUPUN.

Lantas bagaimana dengan KITA???
Tiap hari kita mengucap inna sholati, wanusuki wamahyaya wamamati LILLAHIROBBIL ALAMIN. LAA SYARIKALAHU WA BIDZALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIN.
sudah seperti itukah kita,
Atau kita hanya cuma bisa ngomong dengan mulut, mengaku-ngaku cinta Allah dan rasulnya??
Sementara kita malah MENGHALALKAN SEGALA CARA untuk memenuhi keinginan ANAK, ISTRI dan Semua yang kita cintai dengan MELANGGAR BATASAN YG ALLAH TETAPKAN.. seolah Allah sebatas JURAGAN kita yang kita selalu bilang Juragan kita is the BEST, yang perlu kita takuti jika nampak.

Ketika Anak, Istri dan segala yang kita cintai tidak menjadikan kita mendekan kepada ALLAH, maka disaat itulah ANAK, ISTRI, KELUARGA DAN SEGALA YG KITA CINTA SUDAH MENJADI FITNAH

wallohu a’lam
Celoteh si jack


Takbir berkumandang memenuhi angkasa, beduk “Tiduran” dipukul bertalu-talu seirama dengan gema takbir. Ketika Ramadhan telah resmi meninggalkan kita. Ada yang bersedih, ada yang bersorak-sorai.
Ya.. Hari kemenangan telah tiba. Hari Raya sebagai ganjaran dari sebulan penuh kita dididik menjadi hamba yang lebih baik. Hari kelulusan yang telah dinantikan selama sebulan penuh.

Layaknya hari kelulusan, kita akan mendapat predikat sesuai dengan capaian kita selama masa pelatihan yang kita jalani.
Target seharusnya kita Lulus dengan Kompetensi menjadi “MUTTAQIN”. meskipun begitu, bisa jadi kita hanya sekedar menjadi ” PARTISIPAN” karena kemampuan kita ikut menyelesaikan pelatihan namun tidak dapat memenuhi target tujuan berpuasa. Atau ada yang cuma menjadi “SURVIVOR”, Puasa yang keponthal-ponthal, belum bisa konsekuen, kadang puasa kadang mbedug, kadang malah puasa manuk (burung) trucuk alias pagi-pagi sudah sarapan nasi pincuk. Dan yang mungkin juga kita hanya pada level “PENGGEMBIRA” gembira dengan datangnya Ramadhan tapi dalam hati tidak ada keinginan “masuk” dan menjalani Pelatihan selama ramadhan.

Lantas dimana posisi kita?

Allah SWT membebaskan kita untuk menilai dimana diri kita sebelum dan setelah pendidikan Ramadhan berakhir. Tentunya harapannya kita akan LULUS dengan predikat MUTTAQIN plus bonus Lailatul Qodr, serta mendapat kompetensi yang berlaku selama 1 Tahun mendatang.
Standar terukur tentang kriteria Muttaqin ini menurut Alquran disebut dalam surat Albaqoroh yaitu
✓ mengimani yang Ghoib
✓ mendirikan sholat
✓ menunaikan zakat
✓ mengimani apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad dan apa yang sebelumnya
✓ mengimani keberadaan akhirat dan segala hal yang ada di akhirat.

Ya.. harusnya setelah keluar Pelatihan Ramadhan, kita bisa meng-Up grade semua kriteria di atas, minimal sampai setahun kedepan sebelum memasuki masa pelatihan ramadhan berikutnya.
Layaknya pelatihan, mungkin kita bisa gagal seperti yang disebut di atas,mungkin juga ada yang Remidi karena ada halangan Syar’i.
Idul fitri, harusnya nuansa kelulusannya lebih kental, nuansa kemenangannya lebih terasa, bukan nuansa “kebebasan” yabg ditonjolkan. Rasanya perlu adanya re-evaluasi, apakah kegembiraan masyarakat kita menjelang idul fitri ini adalah suatu Perayaan kemenangan para PEMENANG, Ataukan hanya sekedar Pesta Kebebasan para “PENGGEMBIRA” atau malah pestanya kegembiraan lepasnya belenggu Setan.

Wallohu A’lam

WASPADA DEMAM BERDARAH

Posted: 24 September 2018 in Uncategorized

Musim penghujan mulai datang. Seperti biasa, Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok bagi kesehatan putra putri anda. Memang sepertinya pola DBD akhir-akhir ini agak berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya. Jika dulu penyakit ini dikenal dengan penyakit yang mulai muncul di awal dan akhir musim penghujan, namun sekarang pola ini agak berubah menjadi sepanjang tahun.

Kesadaran akan ancaman DBD harus terus ditingkatkan, meskipun saat ini pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini sudah semakin baik. Namun masih ada beberapa persepsi yang kurang tepat tebtang DBD ini.

Adapun hal-hal yang sebaiknya diketahui adalah;
Yang paling berbahaya adalah SYOK yaitu penurunan Tekanan darah karena perjalanan penyakit, bukan cuma penurunan Trombosit
✓ Pada pasien yang terpaksa perlu ditambah /transfusi trombosit, bukan berarti sehabis transfusi, Trombosit bisa langsung naik.
✓ DBD kadang sulit dideteksi dari awal dengan pemeriksaan biasa, yang terpenting jika ada demam tinggi terus menerus kadang disertai gejala mual, segera periksa, dan jika dianjurkan segera lakukan pemeriksaan darah.
✓ Terapi terpenting adalah terapi cairan yang menjamin terhindarnya syok.
✓ Pasien yang sudah pernah menderita DBD, biasanya akan lebih berat jika terkena DBD ulangan.
✓ Pencegahan yang paling efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk/ jentik nyamuk. BUKAN dengan Pengasapan.

Semoga semua keluarga kita terhindar dari DBD.