OSTEOPOROSIS

Posted: 27 April 2009 in Kesehatan
Tag:,

Latar Belakang

Data “Indonesian White Paper” yang dikeluarkan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) pada tahun 2007, osteoporosis pada perempuan di atas 50 tahun sebesar 32,3%, sedangkan pada laki-laki di atas 50 tahun sebesar 28,8%.

data yang dikeluarkan International Osteoporosis Foundation (IOF) diprediksikan tahun 2050 akan terdapat 50% kasus patah tulang panggul di Asia.

Hasil Analisis Data Risiko Osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia yang dipublikasikan tahun 2006 menyatakan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko osteoporosis.

Kenapa perlu diperhatikan sejak awal? Karena masa pertumbuhan dan perkembangan tulang akan berhenti pada usia 30 tahun, setelah itu massa tulang akan menurun secara alamiah.

Definisi

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah dan kerusakan pada jaringan di dalam tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang sehingga penderita Osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur.

Tanpa adanya pencegahan ataupun terapi, osteoporosis bisa menjadi progresif tanpa rasa nyeri maupun gejala lainnya sampai tulang tersebut fraktur/ patah. Tulang yang biasanya patah adalah tulang didaerah Panggul (Hip), Tulang belakang (Spine), Rusuk (Ribs) dan tulang pergelangan tangan (Wrist)

Klasifikasi
menurut penyebabnya Ada 2 jenis Osteoporosis:

· Osteoporosis primer, merupakan jenis Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya.

· Osteoporosis sekunder adalah Osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit lain, misalnya Hiperparatiroidisme, Hipertiroidisme, Diabetes Mellitus tipe 1, Sindrom Cushing, pemakaian obat golongan kortikosteroid dalam jangka waktu lama (biasa digunakan oleh penderita Asma), obat diuretik (biasanya digunakan oleh penderita hipertensi), obat anti konvulsan (anti kejang), dan lain-lain.

Faktor Risiko


1. Memiliki massa tulang yang rendah

2. Memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis

3. Berkelamin wanita

4. Memiliki ukuran tulang yang kecil

5.Kurang hormon estrogen, terutama setelah menopause karena kadar hormon estrogen mempengaruhi kepadatan tulang.

6. Rendah asupan kalsium

7. Mengonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid

8.Rendahnya kadar testosteron (pada pria)

9.Kurang olahraga dan aktivitas

10.Merokok dan mengonsumsi alcohol

11. kebiasaan mengkonsumsi makanan asin.

Gejala Klinis

Osteoporosis merupakan kondisi yang tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa decade, karena osteoporosis tidak akan menimbulkan gejala sampai timbul fraktur atau patah tulang. Maka gejalanya tidak akan jauh dari tempat terjadinya patah tulang.

Pemeriksaan Tambahan
Untuk melihat tingkat kepadatan tulang dan mendeteksi Osteoporosis, dapat dilakukan:

1. mengukur kepadatan tulang menggunakan alat yang disebut Densitometer X-ray Absorptiometry (DXA). Alat ini ada dua jenis yaitu SXA (Single X-ray Absorptiomety) dan DEXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry).

2. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui aktivitas Remodelling tulang yaitu pemeriksaan CTx atau C-Telopeptide dan N-Mid Osteocalcin, untuk mengetahui remodelling tulang.

Osteoporosis memang tidak mematikan tetapi bila terjadi patah tulang, kualitas hidup bisa memburuk, terlebih bila pasien masih berusia muda.

Waspadai Osteoporosis sejak dini. Bagi yang memiliki risiko tinggi, lakukan skrining dengan pemeriksaan kepadatan tulang.

Tata Laksana

Pada usia lanjut, kalsium yang hilang dari tubuh lebih besar daripada kalsium yang diproduksi.

Pengobatan osteoporosis di fokus kan kepada memperlambat atau menghentikan kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengontrol nyeri sesuai dengan penyakitnya.

Kebanyakan 40% dari perempuan akan mengalami patah tulang akibat dari osteoporosis selama hidupnya. Maka tujuan dari pengobatan ini adalah mencegah terjadinya fraktur (patah tulang).

Diet: dewasa muda harus mencapai kepadatan tulang yang normal dengan mendapatkan cukup kalsium (1000mg/hari) dalam dietnya salmon), berolahraga seperti jalan kaki atau aerobik dan menjaga berat badan normal. Pengaturan makanan sangat penting untuk mencegah osteoporosis, yaitu melalui pengkonsumsian makanan dengan gizi seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya kalsium dan rendah lemak. Berikut ini pola makan dan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis :

1. Konsumsi susu tinggi kalsium dan rendah lemak, yogurt, keju, salmon, brokoli, bayam, sarden kaleng, tiram, udang kecil/rebon, teri dan ikan yang dimakan dengan tulangnya, serta kedelai dan olahannya seperti tempe dan tahu sebagai sumber kalsium. Kedelai sangat baik terutama untuk wanita, karena mengandung estrogen alamiah (fitoestrogen) yang sangat dibutuhkan pada masa menopause.

Jumlah kalsium yang dibutuhkan menurut tingkat usia, yaitu :

a. Anak-anak usia 4-8 tahun membutuhkan 800 miligram kalsium per hari

b. usia 9-18 tahun membutuhkan 1300 miligram (mg) kalsium per hari

c. wanita dewasa (usia 19-50 tahun) membutuhkan 1000 mg kalsium per hari

d. wanita di atas 50 tahun membutuhkan 1200 mg kalsium per hari

e. wanita hamil atau menyusui membutuhkan 1000-1300 mg kalsium per hari

2. Konsumsikan juga kacang-kacangan lainnya sebagai sumber fosfor, makanan yang tinggi kandungan vitamin D seperti sayuran berdaun hijau gelap. Tubuh juga harus cukup mendapat sinar matahari pagi minimal 15 menit sebagai sumber vitamin D, karena vitamin ini dibutuhkan untuk penyerapan kalsium.

3. Hindari minum kopi secara berlebihan karena dapat mengeluarkan kalsium secara berlebihan. kurangi juga softdrink/minuman ringan karena dapat menghambat penyerapan kalsium.

4. Batasi pengkonsumsian daging merah dan garam atau makanan yang diasinkan

5. hindari minuman beralkohol dan rokok karena dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh.

6. Lakukan juga olahraga secara teratur untuk menguatkan tulang dan otot.

  1. Spesialis: orang dengan fraktur tulang belakang, pinggang, atau pergelangan tangan harus dirujuk ke spesialis ortopedi untuk manajemen selanjutnya.
  2. Olah raga: modifikasi gaya hidup harus menjadi salah satu pengobatan anda. Olah raga yang teratur akan mengurangi patah tulang akibat osteoporosis. Olah raga yang di rekomendasikan termasuk disalamnya adalah jalan kaki, bersepeda, jogging.

Selain dari tatalaksana diatas obat-obatan juga dapat diberikan seperti dibawah ini:

  1. Estrogen: untuk perempuan yang baru menopause, penggantian estrogen merupakan salah satu cara untuk mencegah osteoporosis. Estrogen dapat mengurangi atau menghentikan kehilangan jaringan tulang. Dan apabila pengobatan estrogen dimulai pada saat menopause akan mengurangi kejadian fraktur pinggang sampai 55%. Estrogen dapat diberikan melalui oral (diminum) atau ditempel pada kulit.
  2. Kalsium: kalsium dan vtamin D diperlukan untuk meningkatkan kepadatan tulang.
  3. Konsumsi perhari sebanyak 1200-1500 mg (melalui makanan dan suplemen).
  4. Konsumsi vitamin D sebanyak 600-800 IU diperlukan untuk meningkatkan kepadatan tulang.
  5. Bifosfonat: pengobatan lain selain estrogen yang ada: alendronate, risedonate, dan etidronate. Obat-obatan ini memperlambat kehilangan jaringan tulang dan beberapa kasus meningkatkan kepadatan tulang. Pengobatan ini dipantau dengan memeriksa DXAs setiap 1 sampai 2 tahun. Sebelum mengkonsumsi obat ini dokter anda akan memeriksa kadar kalsium dan fungsi ginjal anda.
  6. Hormon lain: hormon-hormon ini akan membatu meregulasi kalsium dan fosfat dalam tubuh dan mencegah kehilangan jarungan tulang.
    • Kalsitonin
    • Teriparatide

Tinggalkan komentar